Langsung ke konten utama

Happy Sweet Sixteen RARA :* ♥


Saturday,September 27th (1998-2014)
16 tahun yang lalu..
Sungguh,demi langit dan bumi..
Skenario-Nya lah yang paling indah
Memilih peran dengan keagungan-Nya
Yang MahaLuarbiasa
16 tahun yang akan berlalu..
Setelah ini,jalan akan kembali melebar,memanjang menunggu putusan-tentang bagaimana dan kemana jiwa ini akan berpijak,berjalan,berlalu,kemudian berlari dengan terengah-engah
Setelah ini,padang rumput akan kembali meluas.Menunggu tentang putusan-akan dimana raga ini memutuskan untuk terlentang.
Setelah ini,langit akan kembali meluas.Menunggu pilinan-pilinan dan harapan luar biasa yang akan tersangkut.
Hanya..
Maaf kalau yang terucap hanya seuntai kata  “Terima kasih..”
Karena telah berjalan sejauh ini
Karena telah bertahan selama ini
Karena telah percaya pada diri sendiri
Karena telah melakukan banyak hal
Karena telah mencoba sesuatu baru
Karena telah merubah banyak hal
Karena telah berkomitmen
Karena telah melakukan semua yang bisa dilakuakn selama 16 tahun ini..
Terimakasih Allah..
Terimakasih Umi Nizmah,Abi Fahmi,Rahman,Hudza,Kak Hunaifah,Kak Nisa,dan semua orang yang dengan rela menjadi bagian dalam hidupku sejauh ini.(Terlalu penuh kalau disebutkan satupersatu)
Terimakasih untuk kak tiwi,kak dinda,kak ipeh,kak khansa,kak fathiya,zainab,nisrina Anggota kedisiplinan BEM  13/14
Miss you all :’(  :**

Dan terimakasih Rara ..
Akan selalu dan tetap men-CINTA-mu sampai kapanpun Rara-ku {{}} :** ♥♥♥




Happy sweet 16th RARA!!! ♥♥
LOVE YOU MORE!!!! :****
@SEPTEMBER 27th 2014


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Komunikasi : Tradisi Kritis

Apa sebenarnya tradisi kritis dalam teori komunikasi? Tradisi kritis merupakan asumsi dari sekian banyak teori kritis yang menyebutkan bahwa di dalam masyarakat, banyak terjadi kesenjangan sosial. Dengan hadirnya tradisi kritis sebagai bagian dari teori komunikasi, para teoritis mengarapkan tradisi ini dapat berguna untuk pemecahan masalah dalam bentuk komunikasi untuk kesenjangan yang terjadi, atau setidaknya, kita dapat mengetahui mengapa kesenjangan itu bisa terjadi. Berangkatnya tradisi kritis, bisa kita lihat dari mana tradisi ini mulai berkembang. Tradisi kritis muncul dalam kelompok ilmuwan Jerman yang biasa dikenal dengan sebutan “Frankfurt School”. Para teoritisinya ternyata mengadopsi pemikiran Marxis. Tidak mengherankan jika para teoritis menjadikan tradisi ini sebagai tradisi yang banyak perbandingannya. Perkembangan tentang suatu kritik sosial umum juga diprakarsai oleh kelompok ini. Dalam kritik sosial tersebut, mereka sepakat bahwa komunikasi menjadi titik utama dal...

Teori Komunikasi : Perspektif Pragmatis

Ketika kita sudah mengenal tradisi dalam komunikasi, dan juga beberapa perspektif komunikasi, nyatanya kita juga harus berkenalan dengan salah satu perspektif yang terbilang baru dalam komunikasi. Yaitu perspektif pragmatis. Dilihat dari asal katanya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pragmatis mempunyai arti bersifat praktis dan berguna bagi umum ; bersifat mengutamakan segi kepraktisan dan kegunaan (kemanfaatan) ; mengenai atau bersangkutan dengan nilai-nilai praktis. Lalu, apa itu perspektif pragmatis dalam teori komunikasi? Berdasarkan pengertian kata pragmatis diatas, kita dapat mengetahui bahwa perspektif ini tidak bersifat subjektif. Dari arti katanya saja, kita dapat melihat bahwa berfikir secara pragmatis berarti berfikir secara umum. Adapun dalam komunikasi, berarti perspektif pragmatis akan membawa kita melihat komunikasi tidak hanya dengan satu sudut pandang saja. Melainkan dari berbagai sudut pandang. Melalui perspektif pragmatis, kita jga dapat mengetahui b...

Teori Komunikasi : Tradisi Sosiopsikologis

Dalam hidup ini, terlalu banyak yang kita kerjakan, apalagi yang kita dapatkan. Semua informasi yang simpang-siur, bisa jadi berbentuk fakta, atau bisa juga berbentuk opini. Dari mulai diskusi-diskusi yang kita lakukan dengan teman sekolah, kuliah, kerja, bahkan dengan keluarga kita sekalipun. Semua yang kita dapat, hubungan yang kita jalani dengan orang lain, juga bermacam-macam situasi dan kondisi yang kita alami, pada akhirnya kita pandang dengan memakai sudut pandang kita sendiri, atau biasa kita kenal dengan subjektivitas. Kita sering menilai sesuatu dengan penilaian kita sendiri sebagai pelaku komunikasi. Dalam tradisi ini, kita juga tidak terlepas dalam permasalahan pokok, yaitu bagaimana kita mengolah informasi dan menyusunnya ke dalam sistem kognitif. Terlalu banyak informasi yang kita dapatkan setiap hari, bentuknya bisa fakta atau bahkan nilai dan berupa opini. Pertanyaannya adalah, bagaimana kita mengolah informasi tersebut? Apa yang kita lakukan ketika mendapatkan inf...