Langsung ke konten utama

Ketemu Darwis Tere Liye!

Friday, March 31st 2017

Kemaren senin, gue ketemu sama penulis yang menurut gue penulis paling fenomenal dari novel-novel yang pernah gue baca. OM DARWIS TERE LIYE COY. Yaampun. Waktu gue tau infonya, gue langsung kek yang langsung interest gitu nyaritau infonya buat pesen tiket. Alhamdulillah dapet yang 35k, gajauhlah sama harga awalnya yang 25k. Udahtuh kan, datanglah gue ke aula IAIN Pontianak tanggal 20 Maret kemaren.

Daaan, sempet yang speechless gitu waktu dengerin Om Darwis ngomong.

First of all, gaada tips and trick khusus buat nulis kata beliau. Which is yang beliau kasih kayak wejangan klasik aja gitu yang “kalo lo pengen jadi penulis, berarti lo harus rajin baca”. Terus gue kan kaya yang wonder how gituloh. Tulisan Om Darwis kan keren-keren. Hehe. Tapi Om Tere banyak bercandanya sih. Intinya mah ya,

Menulis?
  1. Kamu harus cari motivasi terbaik kamu untuk nulis. Ketika kamu memutuskan untuk menulis, kamu harus  memperbaiki niat kamu. Niatkan, selama menulis, kamu akan berusaha menulis sesuatu yang bermanfaat yang bisa dibagikan ke oranglain.
  2. Sebenernya, apapun bisa kita tulis sih. Iya, APAPUN. Jadi, keep writin’ lah ya.
  3. Laksanakan. Jangan banyak overthingking. Nulis ajaaa.

Nah, ngelanjutin wejangan klasik yang tadi, kalo kamu mau menulis, kamu harus :
  1. Banyak membaca. Karena membaca adalah jendela dunia. Iya kan? Coba gugel aja, keluar deh itu wiseword nya.
  2. Melakukan perjalanan. Banyak-banyakin deh tuh jalan-jalannya. Tapi menurut aku, jalan-jalan ya gak Cuma piknik aja. Tapi gimana kita bisa mentafakkuri alam yang udah Allah ciptakan. Biar kita bisa lebih banyak bersyukurnya daripada kufurnya. Asek.
  3. Bertemu dengan orang bijak. Kalo gue mah, banyak-banyakin berteman sama orang-orang soleh. Bukan berarti pilih-pilih temen, tapi, teman yang baik adalah ketika kita berada di dekatnya, kita selalu teringat dengan akhirat. Kata Opick kan juga gitu yak, obat hati salah satunya berkumpul sama orang soleh. Yang bisa saling mengingatkan dalam kebaikan dan mencegah dari keburukan. Asek (2).


That’s all sih. Tips dari Om Darwis ditambahin sama micin gue wkwk. Engga deng itu opini gue aja gue tambahin karena beberapa orang yang kenal sama gue, mereka pasti tau lah ya gue se-idealis apa.

Yang bikin gue bahagia, Alhamdulillah, setelah kurang lebih 11 hari gue ketemu sama Om Darwis, gue bisa nulis lepas kayagini. Gue gapeduli tulisan ini mau orang nge-trigger atau gimana. Pokoknya nulis.

Om Darwis bilang, keresahan kita harus kita manfaatkan. Dan honestly, gue mulai resah sama kepribadian gue yang kayagini. Kaya yang ada miss gitu karena gue ga maju-maju. Asa kaya yang berkembang terus gituloh. Kebanyakan mikirnya daripada actionnya. Padahal mah, kalo gue nulis ini udah hampir mau satu halaman coy, gakerasa dah asli.

Intinya, jangan banyak overthingking. Asli gue nulis kek gini aja bisa bahagia banget. Kaya ada sesuatu yang bisa gue keluarin. Alhamdulillah.

Kata Om Darwis lagi, kita harus bisa gigit janji-janji kita terhadap diri kita sendiri. Intinya mah, cepet-cepet nulis ketika kita udah keluar dari ruangan tersebut (ruangan talkshow). Tapi gue ga bisa gigit janji itu, sampe akhirnya hari ini gue memberanikan diri buat nulis se-apa-adanya.

Gue jarang bisa nulis kayagini. Tulisan gue seringnya penuh diksi dan hiperbola. Terlepas dari hobi gue yang suka berpuisi, kemalasan gue dan ke-overthingking-an gue menahan gue buat nulis lagi akhir-akhir ini. Then I break my own feelings.

Sampe sini aja gue masih mau ngoceh wkwk. Baru pertama kali juga gue berasa nulis tulisan yang ga berisi. Gapapa, sometimes kamu harus jujur sama diri kamu sendiri. Sebenernya kamu mau apasih, kamu maunya gimana? Terus jawab, kompromi sama isi hati kamu yang terdalam. InsyaAllah ketemu jawabannya. Istikharah ke Allah juga boleh, emang kadang pilihan-pilihan hidup itu sulit*apasih*

Intinya, KEEP WRITING RA. Lo tau lo bakal useless kalo kebanyakan mikirnya. Mikir kapan produktif tapi lo nya gak action-action, ya kumaha atuh ya :’)

The Last but hope not least, makasih buat Om Darwis Tere Liye yang sudah menginspirasi saya. Jujur aja saya lumayan speechless denger Om Tere sharing. Kinda simply way-to-do tapi kalo diliat sama kita mah kaya yang ribet gitu wkwk. Udah anugerah dari Allah ya itumah.

Udah ini sampah banget sebenernya :’)  gapapa, yang penting rara bahagia :’) Eh, engga deng, ini mah di niatkan untuk berbagi kebermanfaatan untuk oranglain. Kan sharing tentang dunia kepenulisan. Semoga bermanfaat J



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Komunikasi : Tradisi Kritis

Apa sebenarnya tradisi kritis dalam teori komunikasi? Tradisi kritis merupakan asumsi dari sekian banyak teori kritis yang menyebutkan bahwa di dalam masyarakat, banyak terjadi kesenjangan sosial. Dengan hadirnya tradisi kritis sebagai bagian dari teori komunikasi, para teoritis mengarapkan tradisi ini dapat berguna untuk pemecahan masalah dalam bentuk komunikasi untuk kesenjangan yang terjadi, atau setidaknya, kita dapat mengetahui mengapa kesenjangan itu bisa terjadi. Berangkatnya tradisi kritis, bisa kita lihat dari mana tradisi ini mulai berkembang. Tradisi kritis muncul dalam kelompok ilmuwan Jerman yang biasa dikenal dengan sebutan “Frankfurt School”. Para teoritisinya ternyata mengadopsi pemikiran Marxis. Tidak mengherankan jika para teoritis menjadikan tradisi ini sebagai tradisi yang banyak perbandingannya. Perkembangan tentang suatu kritik sosial umum juga diprakarsai oleh kelompok ini. Dalam kritik sosial tersebut, mereka sepakat bahwa komunikasi menjadi titik utama dal...

Teori Komunikasi : Perspektif Pragmatis

Ketika kita sudah mengenal tradisi dalam komunikasi, dan juga beberapa perspektif komunikasi, nyatanya kita juga harus berkenalan dengan salah satu perspektif yang terbilang baru dalam komunikasi. Yaitu perspektif pragmatis. Dilihat dari asal katanya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pragmatis mempunyai arti bersifat praktis dan berguna bagi umum ; bersifat mengutamakan segi kepraktisan dan kegunaan (kemanfaatan) ; mengenai atau bersangkutan dengan nilai-nilai praktis. Lalu, apa itu perspektif pragmatis dalam teori komunikasi? Berdasarkan pengertian kata pragmatis diatas, kita dapat mengetahui bahwa perspektif ini tidak bersifat subjektif. Dari arti katanya saja, kita dapat melihat bahwa berfikir secara pragmatis berarti berfikir secara umum. Adapun dalam komunikasi, berarti perspektif pragmatis akan membawa kita melihat komunikasi tidak hanya dengan satu sudut pandang saja. Melainkan dari berbagai sudut pandang. Melalui perspektif pragmatis, kita jga dapat mengetahui b...

Teori Komunikasi : Perspektif Mekanistik

Kita mengetahui bahwa dalam komunikasi setidaknya terdapat lima unsur penting yang harus ada ketika kita sedang berkomunikasi, antara lain ; komunikator, atau orang yang menyampaikan pesan, lalu ada pesan atau sesuatu yang hendak disampaikan oleh komunikator, kemudian ada media, yaitu tempat berjalannya pesan dari komunikator kepada komunikan, lalu ada komunikan, yaitu orang yang menerima pesan dari komunikator, kemudian ada feedback atau umpan balik yang dilakukan oleh komunikan setelah mendapatkan pesan dari komunikator. Setidaknya, itulah lima unsur penting yang harus kita ketahui agar dapat terjadi komunikasi. Jika kita berbicara perspektif komunikasi, maka hal yang paling dominan untuk dibahas adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesannya kepada komunikan. Dalam perspektif mekanistik, kita dapat melihat cara mentransfer pesan melalui alat indera yang dilakukan oleh komunikator hingga akhirnya pesan itu bisa sampai dan diterima dengan baik oleh komunikan. Perspektif me...