Langsung ke konten utama

Teori Komunikasi : Perspektif Mekanistik

Kita mengetahui bahwa dalam komunikasi setidaknya terdapat lima unsur penting yang harus ada ketika kita sedang berkomunikasi, antara lain ; komunikator, atau orang yang menyampaikan pesan, lalu ada pesan atau sesuatu yang hendak disampaikan oleh komunikator, kemudian ada media, yaitu tempat berjalannya pesan dari komunikator kepada komunikan, lalu ada komunikan, yaitu orang yang menerima pesan dari komunikator, kemudian ada feedback atau umpan balik yang dilakukan oleh komunikan setelah mendapatkan pesan dari komunikator. Setidaknya, itulah lima unsur penting yang harus kita ketahui agar dapat terjadi komunikasi.

Jika kita berbicara perspektif komunikasi, maka hal yang paling dominan untuk dibahas adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesannya kepada komunikan. Dalam perspektif mekanistik, kita dapat melihat cara mentransfer pesan melalui alat indera yang dilakukan oleh komunikator hingga akhirnya pesan itu bisa sampai dan diterima dengan baik oleh komunikan.

Perspektif mekanistik dalam komunikasi bisa terbilang rumit, karena sifatnya kondisional yang berarti, cara komunikator mentransfer pesan kepada komunikan tidak bisa statis, melainkan dinamis sesuai dengan keadaan atau situasi yang sedang terjadi. Bisa saja dalam satu waktu, komunikan hanya terdiri dari satu orang, dan komunikasi tersebut sering dinamakan dengan komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal, atau dalam satu keadaan, komunikan bersifat lebih dari satu orang atau bahkan bisa sampai sekelompok orang, komunikasi tersebut sering dinamakan dengan komunikasi kelompok. Maka dari itu, cara berkomunikasi yang dilakukan komunikator harus sesuai dengan jumlah komunikan, karena khalayaknya berbeda. Mungkin juga, dalam satu waktu, khalayak dari komunikator sifatnya tersebar luas, tidak berbatas ruang dan waktu, maka ini bisa disebut dengan komunikasi massa. Cara komunikator dalam menyampaikan pesan juga harus berbeda ketika sedang berkomunikasi interpersonal.

Agar lebih mudah, kita dapat mengklasifikasikan komunikasi dalam perspektif mekanistik menjadi dua, yaitu proses komunikasi secara primer, dan proses komunikasi secara sekunder.

1.       Proses Komunikasi Primer
Dalam proses komunikasi primer, komunikator menyampaikan pesan dengan cara menggunakan lambang-lambang sebagai media untuk  menyampaikan pesan kepada komunikan. Secara umum, lambang bisa berupa bahasa yang digunakan oleh komunikator kepadea komunikan, namun pada kondisi tertentu, lambang bisa juga mengacu pada gerakan tubuh atau gesture, bisa juga dari gambar bahkan warna, juga yang lain-lain.

Kita mengenal bahasa sebagai lambang verbal dalam komunikasi, sedangkan gerak tubuh, mimik wajah, atau hal yang lain dikenal dengan lambang nonverbal.

a.       Lambang Verbal
Pada kenyataannya, kita tidak akan pernah bisa berkomunikasi tanpa menggunakan bahasa sama sekali. Bahasa disebut lambang verbal yang sering kita gunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa dianggap sesuatu yang konkrit untuk dapat mengungkapkan isi dari pikiran kita kepada orang lain. Karena dalam menentukan kehidupan kita, kita tidak bisa hanya menggunakan lambang-lambang non verbal saja, tapi juga harus menggunakan bahasa. Dan jika dilihat, penggunaan bahasa dalam berkomunikasi adalah suatu keharusan walaupun tidak digunakan secara total. Bahasa juga bisa menjadi jawaban agar tidak terjadi kesalahpahaman anatar komunikator dengan komunikan ketika sedang berkomunikasi.

b.      Lambang Nonverbal
Lambang nonverbal sering ditemui dari hal-hal yang tidak secara langsung diungkapkan dengan bahasa, melainkan bisa dilihat dan dirasa. Lambang nonverbal bisa berupa gerakan tubuh, seperti mengangguk ketika setuju, dan menggeleng ketika tidak setuju. Mengutip dari tigabelasmaretduaribusebelas.blogspot.co.id, Body communication atau non-verbal communication dalam bentuk gerak-gerik banyak diteliti oleh para ahli. Ternyata banyak sekali gerakan yang sama mengandung arti yang berlainan, di antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Sebagai contoh: orang Toda di India Selatan sebagai tanda hormat menekankan ibu jarinya pada batang hidungnya, lalu melambaikan keempat jari lainnya ke depan. Gerakan seperti itu bagi bangsa lain- termasuk bangsa Indonesia- lain sekali artinya, yakni mengejek atau memperolok-olok. Walaupun kita mengakui bahwa kita tidak akan bisa berkomunikasi dengan bahasa, ternyata pada aplikasinya, bahasa isyarat kadang lebih bisa mengungkapkan makna dari pesan itu sendiri dibandingkan dengan bahasa verbal.

2.       Proses Komunikasi Sekunder
Dalam proses komunikasi sekunder, kita dapat menyadari bahwa semakin lama, teknologi di dunia semakin canggih, dan dalam kemajuan teknologi, kita dapat memanfaatkan perangkat-perangkat teknologi sebagai media untuk berkomunikasi.

Misalnya, penggunaan handphone untuk komunikasi jarak jauh, penggunaan televisi untuk melihat apa yang terjadi pada dunia tanpa batasan ruang dan waktu, juga penggunaan pesawat terbang untuk mengefisienkan perjalanan. Komunikasi sekunder dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal tersebut.

Sumber :




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Komunikasi : Tradisi Kritis

Apa sebenarnya tradisi kritis dalam teori komunikasi? Tradisi kritis merupakan asumsi dari sekian banyak teori kritis yang menyebutkan bahwa di dalam masyarakat, banyak terjadi kesenjangan sosial. Dengan hadirnya tradisi kritis sebagai bagian dari teori komunikasi, para teoritis mengarapkan tradisi ini dapat berguna untuk pemecahan masalah dalam bentuk komunikasi untuk kesenjangan yang terjadi, atau setidaknya, kita dapat mengetahui mengapa kesenjangan itu bisa terjadi. Berangkatnya tradisi kritis, bisa kita lihat dari mana tradisi ini mulai berkembang. Tradisi kritis muncul dalam kelompok ilmuwan Jerman yang biasa dikenal dengan sebutan “Frankfurt School”. Para teoritisinya ternyata mengadopsi pemikiran Marxis. Tidak mengherankan jika para teoritis menjadikan tradisi ini sebagai tradisi yang banyak perbandingannya. Perkembangan tentang suatu kritik sosial umum juga diprakarsai oleh kelompok ini. Dalam kritik sosial tersebut, mereka sepakat bahwa komunikasi menjadi titik utama dal...

Teori Komunikasi : Perspektif Pragmatis

Ketika kita sudah mengenal tradisi dalam komunikasi, dan juga beberapa perspektif komunikasi, nyatanya kita juga harus berkenalan dengan salah satu perspektif yang terbilang baru dalam komunikasi. Yaitu perspektif pragmatis. Dilihat dari asal katanya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pragmatis mempunyai arti bersifat praktis dan berguna bagi umum ; bersifat mengutamakan segi kepraktisan dan kegunaan (kemanfaatan) ; mengenai atau bersangkutan dengan nilai-nilai praktis. Lalu, apa itu perspektif pragmatis dalam teori komunikasi? Berdasarkan pengertian kata pragmatis diatas, kita dapat mengetahui bahwa perspektif ini tidak bersifat subjektif. Dari arti katanya saja, kita dapat melihat bahwa berfikir secara pragmatis berarti berfikir secara umum. Adapun dalam komunikasi, berarti perspektif pragmatis akan membawa kita melihat komunikasi tidak hanya dengan satu sudut pandang saja. Melainkan dari berbagai sudut pandang. Melalui perspektif pragmatis, kita jga dapat mengetahui b...