Hiduplah sebagaimana kamu hidup. Hari-hari yang tak pernah Tuhan
cabut nafas dari hidung kita. Hari-hari yang kita selalu berusaha untuk terus
mengakhirinya dengan baik. Hari-hari yang telah kita buang satu persatu keraguan
tentang tiap langkah yang kita ambil, dalam setiap pilihan-pilihan yang
dihadapkan kepada kita. Esok lusa, yakinlah semua akan mejadi terang. Jangan
kau hitung langkah-langkah kecil yang membawamu ke seberang, tapi hitung
wajah-wajah bahagia yang dapat kamu beri kebermanfaatan. Hari-hari yang
melewati tangismu untuk terus berjuang, pandanglah sebentar kemudian lanjutkan perjalanan.
Tidak ada gunanya menangisi sesuatu yang telah lalu, sedangkan ada banyak
pelajaran yang bisa kita petik dari semua kesedihan itu. Genggam sebentar untuk
kemudian di lepaskan.
Hiduplah sebagaimana kamu hidup. Hal-hal kecil yang kemudian
disiram setiap hari, kerap kamu rawat dan berikan pupuk, akan menjadi hal-hal
besar di kemudian hari. Walaupun ada banyak tetesan keringat di badanmu, pun
air mata yang entah berapa kali mengalir di pipimu, yakinlah semua akan
terbayar dengan sesuatu yang hebat kedepannya. Karena banyak orang yang takut
kalah sebelum berjuang, maka pastikanlah kamu bukan orang yang ada di barisan
itu. Yang selalu menepi dan mengelu-elukan kata tapi. Yang hendak berangkat
kemudian menghilang cepat bagaikan kilat. Kamu bukan orang-orang seperti itu.
Kamu bukan.
Hiduplah sebagaimana kamu hidup. Mencari keramaian ditengah
kesendirian memang bukanlah hal yang mudah. Ingin rasanya ramai saja ditengah
ramai. Ingin rasanya tak mengenal apa itu sepi. Apalagi kesepian dalam
perjuangan mempertahankan kehidupan. Kadang mungkin memang, ada kalanya kita
merasa ingin berhenti saja. Ingin pergi saja. Ingin menghilang saja. Tak ingin
lakukan ini, dan menjauh agar tidak melakukan itu. Tapi nyatanya, kamu bahkan
tidak bisa hidup jika hanya terus-terusan mengandalkan kesepian yang kamu
ciptakan sendiri. Kamu butuh cara hidup. Kamu butuh cara berjuang, maka carilah
itu. Carilah sampai ketemu bagaimana cara berjuang agar bisa memperjuangkan
hidup.
Hiduplah sebagaimana kamu hidup. Banyak orang yang bilang
bahwa sebenar-benarnya cinta adalah ketika kita tidak mempunyai alasan mengapa
kita mencinta. Maka sebenar-benarnya bahagia adalah ketika kita tidak mempunyai
alasan mengapa kita bahagia. Kita bahagia ya karena kita bahagia. Kita hidup
bahagia ya karena kita ingin hidup bahagia. Tapi nyatanya, teori itu klise
sekali. Bahagia hidup begitu sulit kita cari. Karena apa? Barangkali karena
kita terlalu sering membanding-bandingkan, tentang ini dan juga itu. Begitu
sering menengok rumput tetangga sehingga lupa melihat bagaimana sebenarnya
rumput di halaman rumah kita. kita terlalu sibuk mencari-cari hingga kita lupa
bahwa sebenarnya kita tidak perlu lagi mencari. Kita sudah menemukan dan kita
hanya perlu bersyukur untuk segala yang telah kita dapatkan. Benar, kita hanya
perlu banyak bersyukur.
Hiduplah sebagaimana kamu hidup. Menjelajahi sudut pandangmu
yang tak pernah habis dimakan waktu, sepertinya bisa mulai kamu pintal satu per
satu. Hidupmu tidak pernah seburuk yang kau kira. Kadang kita hanya
mendramatisasi seolah hidup kita susahnya tiada tara. Kita menjadi pemarah
ulung, yang tak pernah merasa puas atas apa-apa yang kita dapatkan. Padahal,
kita bisa saja menjadi manusia yang meluruhkan keangkuhan diri, belajar melihat
dan mendengar lebih banyak dari sekedar berbicara. Belajar memaknai hidup
sebagaimana mestinya. Belajar menghargai setiap langkah kecil orang lain,
maupun langkah kecil kita, hingga suatu saat langkah tersebut mendapat harga
yang sepantasnya di masa depan.
Maka, tetaplah hidup sebagaimana kamu hidup.
-Ra
Komentar
Posting Komentar