Langsung ke konten utama

Hiduplah Sebagaimana Kamu Hidup

Hiduplah sebagaimana kamu hidup. Hari-hari yang tak pernah Tuhan cabut nafas dari hidung kita. Hari-hari yang kita selalu berusaha untuk terus mengakhirinya dengan baik. Hari-hari yang telah kita buang satu persatu keraguan tentang tiap langkah yang kita ambil, dalam setiap pilihan-pilihan yang dihadapkan kepada kita. Esok lusa, yakinlah semua akan mejadi terang. Jangan kau hitung langkah-langkah kecil yang membawamu ke seberang, tapi hitung wajah-wajah bahagia yang dapat kamu beri kebermanfaatan. Hari-hari yang melewati tangismu untuk terus berjuang, pandanglah sebentar kemudian lanjutkan perjalanan. Tidak ada gunanya menangisi sesuatu yang telah lalu, sedangkan ada banyak pelajaran yang bisa kita petik dari semua kesedihan itu. Genggam sebentar untuk kemudian di lepaskan.

Hiduplah sebagaimana kamu hidup. Hal-hal kecil yang kemudian disiram setiap hari, kerap kamu rawat dan berikan pupuk, akan menjadi hal-hal besar di kemudian hari. Walaupun ada banyak tetesan keringat di badanmu, pun air mata yang entah berapa kali mengalir di pipimu, yakinlah semua akan terbayar dengan sesuatu yang hebat kedepannya. Karena banyak orang yang takut kalah sebelum berjuang, maka pastikanlah kamu bukan orang yang ada di barisan itu. Yang selalu menepi dan mengelu-elukan kata tapi. Yang hendak berangkat kemudian menghilang cepat bagaikan kilat. Kamu bukan orang-orang seperti itu. Kamu bukan.

Hiduplah sebagaimana kamu hidup. Mencari keramaian ditengah kesendirian memang bukanlah hal yang mudah. Ingin rasanya ramai saja ditengah ramai. Ingin rasanya tak mengenal apa itu sepi. Apalagi kesepian dalam perjuangan mempertahankan kehidupan. Kadang mungkin memang, ada kalanya kita merasa ingin berhenti saja. Ingin pergi saja. Ingin menghilang saja. Tak ingin lakukan ini, dan menjauh agar tidak melakukan itu. Tapi nyatanya, kamu bahkan tidak bisa hidup jika hanya terus-terusan mengandalkan kesepian yang kamu ciptakan sendiri. Kamu butuh cara hidup. Kamu butuh cara berjuang, maka carilah itu. Carilah sampai ketemu bagaimana cara berjuang agar bisa memperjuangkan hidup.

Hiduplah sebagaimana kamu hidup. Banyak orang yang bilang bahwa sebenar-benarnya cinta adalah ketika kita tidak mempunyai alasan mengapa kita mencinta. Maka sebenar-benarnya bahagia adalah ketika kita tidak mempunyai alasan mengapa kita bahagia. Kita bahagia ya karena kita bahagia. Kita hidup bahagia ya karena kita ingin hidup bahagia. Tapi nyatanya, teori itu klise sekali. Bahagia hidup begitu sulit kita cari. Karena apa? Barangkali karena kita terlalu sering membanding-bandingkan, tentang ini dan juga itu. Begitu sering menengok rumput tetangga sehingga lupa melihat bagaimana sebenarnya rumput di halaman rumah kita. kita terlalu sibuk mencari-cari hingga kita lupa bahwa sebenarnya kita tidak perlu lagi mencari. Kita sudah menemukan dan kita hanya perlu bersyukur untuk segala yang telah kita dapatkan. Benar, kita hanya perlu banyak bersyukur.

Hiduplah sebagaimana kamu hidup. Menjelajahi sudut pandangmu yang tak pernah habis dimakan waktu, sepertinya bisa mulai kamu pintal satu per satu. Hidupmu tidak pernah seburuk yang kau kira. Kadang kita hanya mendramatisasi seolah hidup kita susahnya tiada tara. Kita menjadi pemarah ulung, yang tak pernah merasa puas atas apa-apa yang kita dapatkan. Padahal, kita bisa saja menjadi manusia yang meluruhkan keangkuhan diri, belajar melihat dan mendengar lebih banyak dari sekedar berbicara. Belajar memaknai hidup sebagaimana mestinya. Belajar menghargai setiap langkah kecil orang lain, maupun langkah kecil kita, hingga suatu saat langkah tersebut mendapat harga yang sepantasnya di masa depan.

Maka, tetaplah hidup sebagaimana kamu hidup.

-Ra

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Komunikasi : Tradisi Kritis

Apa sebenarnya tradisi kritis dalam teori komunikasi? Tradisi kritis merupakan asumsi dari sekian banyak teori kritis yang menyebutkan bahwa di dalam masyarakat, banyak terjadi kesenjangan sosial. Dengan hadirnya tradisi kritis sebagai bagian dari teori komunikasi, para teoritis mengarapkan tradisi ini dapat berguna untuk pemecahan masalah dalam bentuk komunikasi untuk kesenjangan yang terjadi, atau setidaknya, kita dapat mengetahui mengapa kesenjangan itu bisa terjadi. Berangkatnya tradisi kritis, bisa kita lihat dari mana tradisi ini mulai berkembang. Tradisi kritis muncul dalam kelompok ilmuwan Jerman yang biasa dikenal dengan sebutan “Frankfurt School”. Para teoritisinya ternyata mengadopsi pemikiran Marxis. Tidak mengherankan jika para teoritis menjadikan tradisi ini sebagai tradisi yang banyak perbandingannya. Perkembangan tentang suatu kritik sosial umum juga diprakarsai oleh kelompok ini. Dalam kritik sosial tersebut, mereka sepakat bahwa komunikasi menjadi titik utama dal...

Teori Komunikasi : Perspektif Pragmatis

Ketika kita sudah mengenal tradisi dalam komunikasi, dan juga beberapa perspektif komunikasi, nyatanya kita juga harus berkenalan dengan salah satu perspektif yang terbilang baru dalam komunikasi. Yaitu perspektif pragmatis. Dilihat dari asal katanya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pragmatis mempunyai arti bersifat praktis dan berguna bagi umum ; bersifat mengutamakan segi kepraktisan dan kegunaan (kemanfaatan) ; mengenai atau bersangkutan dengan nilai-nilai praktis. Lalu, apa itu perspektif pragmatis dalam teori komunikasi? Berdasarkan pengertian kata pragmatis diatas, kita dapat mengetahui bahwa perspektif ini tidak bersifat subjektif. Dari arti katanya saja, kita dapat melihat bahwa berfikir secara pragmatis berarti berfikir secara umum. Adapun dalam komunikasi, berarti perspektif pragmatis akan membawa kita melihat komunikasi tidak hanya dengan satu sudut pandang saja. Melainkan dari berbagai sudut pandang. Melalui perspektif pragmatis, kita jga dapat mengetahui b...

Teori Komunikasi : Perspektif Mekanistik

Kita mengetahui bahwa dalam komunikasi setidaknya terdapat lima unsur penting yang harus ada ketika kita sedang berkomunikasi, antara lain ; komunikator, atau orang yang menyampaikan pesan, lalu ada pesan atau sesuatu yang hendak disampaikan oleh komunikator, kemudian ada media, yaitu tempat berjalannya pesan dari komunikator kepada komunikan, lalu ada komunikan, yaitu orang yang menerima pesan dari komunikator, kemudian ada feedback atau umpan balik yang dilakukan oleh komunikan setelah mendapatkan pesan dari komunikator. Setidaknya, itulah lima unsur penting yang harus kita ketahui agar dapat terjadi komunikasi. Jika kita berbicara perspektif komunikasi, maka hal yang paling dominan untuk dibahas adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesannya kepada komunikan. Dalam perspektif mekanistik, kita dapat melihat cara mentransfer pesan melalui alat indera yang dilakukan oleh komunikator hingga akhirnya pesan itu bisa sampai dan diterima dengan baik oleh komunikan. Perspektif me...