Hiduplah sebagaimana kamu hidup. Hari-hari yang tak pernah Tuhan cabut nafas dari hidung kita. Hari-hari yang kita selalu berusaha untuk terus mengakhirinya dengan baik. Hari-hari yang telah kita buang satu persatu keraguan tentang tiap langkah yang kita ambil, dalam setiap pilihan-pilihan yang dihadapkan kepada kita. Esok lusa, yakinlah semua akan mejadi terang. Jangan kau hitung langkah-langkah kecil yang membawamu ke seberang, tapi hitung wajah-wajah bahagia yang dapat kamu beri kebermanfaatan. Hari-hari yang melewati tangismu untuk terus berjuang, pandanglah sebentar kemudian lanjutkan perjalanan. Tidak ada gunanya menangisi sesuatu yang telah lalu, sedangkan ada banyak pelajaran yang bisa kita petik dari semua kesedihan itu. Genggam sebentar untuk kemudian di lepaskan. Hiduplah sebagaimana kamu hidup. Hal-hal kecil yang kemudian disiram setiap hari, kerap kamu rawat dan berikan pupuk, akan menjadi hal-hal besar di kemudian hari. Walaupun ada banyak tetesan keringat di badan...
Bagaimana rasanya menggenggam dunia? Apakah kita pernah berfikir tentang itu? Apa rasanya jika kita memiliki semua yang ada di dunia ini? Apakah kita pernah memikirkan tentang hal itu? Lalu kalau iya, untuk apa kita berfikir tentang hal seperti itu? Seberapa pentingkah dunia ini untuk kita? apakah kita hanya berorientasi pada kesenangan dunia saja? Padahal, kita tau dunia bukanlah sebenar-benarnya tempat kita tinggal. Dunia hanyalah tempat kita menyiapkan bekal untuk perjalanan jauh menuju tempat kita yang sebenanya. Maka dari itu, apakah dunia ini begitu penting untuk kita? coba kita tanyakan lagi ke dalam hati kita. apa yang sebenarnya kita cari dalam hidup ini. Apakah kesenangan dunia, atau bekal untuk menjemput kehidupan setelah ini. Setelah kita mengetahui bahwa dunia ini bukanlah keabadian, alangkah bijaknya jika kita mencari tau apa yang sebenarnya abadi untuk kita. Apa yang sebenarnya lebih penting dari hanya sekedar kesenangan dunia semata. Ternyata, ada hal yang le...