Dalam hidup ini,
terlalu banyak yang kita kerjakan, apalagi yang kita dapatkan. Semua informasi
yang simpang-siur, bisa jadi berbentuk fakta, atau bisa juga berbentuk opini.
Dari mulai
diskusi-diskusi yang kita lakukan dengan teman sekolah, kuliah, kerja, bahkan dengan keluarga kita sekalipun. Semua yang kita dapat, hubungan yang kita jalani dengan
orang lain, juga bermacam-macam situasi dan kondisi yang kita alami, pada
akhirnya kita pandang dengan memakai sudut pandang kita sendiri, atau biasa kita kenal dengan subjektivitas. Kita sering
menilai sesuatu dengan penilaian kita sendiri sebagai pelaku komunikasi.
Dalam tradisi ini,
kita juga tidak terlepas dalam permasalahan pokok, yaitu bagaimana kita mengolah
informasi dan menyusunnya ke dalam sistem kognitif. Terlalu banyak informasi
yang kita dapatkan setiap hari, bentuknya bisa fakta atau bahkan nilai dan berupa
opini. Pertanyaannya adalah, bagaimana kita mengolah informasi tersebut? Apa
yang kita lakukan ketika mendapatkan informasi tersebut? Seberapa besar respon kita dalam menanggapi informasi tersebut?
Ternyata, kita akan
mengetahui bahwasanya, apapun yang kita lakukan terhadap informasi yang kita
dapatkan, semua dipengaruhi oleh psikolgi dan berorientasi pada psikologis. Ketika kita berpikir tentang diri kita sendiri, kita akan
segera menyadari bahwa sebagian besar dari diri kita dibentuk oleh interaksi
kelompok sosial dan terdiri dari budaya, cerita kita sebagai individu,
dan kesan yang telah kita ciptakan dengan orang lain selama berinteraksi selama
kita hidup. Dan ya, tidak lupa pengalaman-pengalaman hidup yang selama ini kita dapatkan.
Tradisi
dalam sosiopsikologis dapat kita bagi menjadi tiga cabang besa, yaitu ; 1.Perilaku,
2.Kognitif, 3.Biologis. Dalam sudut pandang yang pertama yaitu perilaku, teori
lebih fokus pada bagaimana manusia berperilaku dalam situasi-situasi
komunikasi. Teori-teori tersebut biasanya melihat hubungan antara perilaku
komunikasi apa yang kita katakan dan lakukan, contohnya bisa seperti sifat pribadi, perbedaan situasi, dan pembelajaran. Sampai
sekitar tahun 1960-an, penekanan dalam psikologis adalah bagaimana kita
mempelajari perilaku dengan menghubungkan antara stimulus dengan respons. Kalau di analogikan, bisa juga seperti memancing ikan. Contohnya, ketika saya melakukan sesuatu, lalu kemudian saya diberi penghargaan, perilaku tersebut akan saya ulang kembali. Para ahli menyebutnya ”pembelajaran (learning)”. Begitu juga sebaliknya. Ketika respons diberi hukuman, perilaku tersebut akan berhenti atau
“unlearned”. Saat ini, para ahli tradisi sosiopsikologis mempercayai bahwa
penggambaran ini merupakan penjelasan sederhana bagi perilaku manusia.
Dalam
sudut pandang yang kedua, yaitu mengenai Teori kognitif yang berfokus pada bentuk
pemikiran, teori ini membahas tentang bagaimana individu memperoleh,
menyimpan, dan memproses informasi dalam cara yang mengarah pada output perilaku. Dalam kata lain, sebuah situasi komunikasi tidak hanya bergantung pada stimulus
respons saja, tapi juga pada operasi mental yang digunakan untuk mengelola
informasi.
Dalam
sudut pandang yang ketiga adalah teori biologis. Karena kajian genetik
ternyata dipandamg sebagai hal yang penting, akhirnya para ahli psiokologi dan ahli teori
perilaku pun tertarik untuk mengetahui efek-efek fungsi dan struktur otak, neuorochemistry, dan
faktor genetik dalam menjelaskan perilaku manusia. Para ahli tersebut percaya
bahwa banyak dari sifat, cara berpikir, dan perilaku individu dipengaruhi oleh faktor biologis dan tidak hanya didapatkan dari pembelajaraan atau faktor-faktor situasi,
melainkan dari pengaruh-pengaruh neurobiologis sejak kita lahir.
Teori-teori
dari tradisi sosiopsikologis lebih berfokus pada bagaimana pelaku komunikasi mengatur
pesan. Teori ini memandang bagaimana kita sebagai individu memilih dan membuat strategi untuk mengetahui maksud dari sebuah pesan yang kita dapatkan. Teori ini melihat perbedaan bagaimana setiap individu membuat sebuah pesan. Dan akhirnya, kita dapat mempelajari hal ini dari empat buah karya teori :
- Penyusunan tindakan
- Model strategi pilihan
- Model rancangan pesan
- Teori pemaknaan semantik
Ternyata, dalam aplikasinya, kita dapat melihat bagaimana tradisi
sosiopsikologis dalam teori komunikasi memebrikan pengaruh yang sangat kuat pada kita. Mulai dari bagaimana cara kita berfikir tentang pelaku komunikasi. Kita dapat mengetahui tujuan dibalik tradisi
sosiopsikologis adalah untuk memahami bagaimana dan mengapa setiap individu
manusia berprilaku seperti yang mereka perbuat, sedangkan dalam komunikasi, ilmu
pengetahuan tradisi ini mencoba menjawab pertanyaan ; "Sebenarnya, apa yang menyebabkan
seorang dapat bertindak seperti ini dalam kondisi yang seperti ini?”. Untuk menjawab pertanyaan diatas, kita dapat melihat dua jenis teori
dalam tradisi ini, yaitu ;
Teori sifat
Sifat merupakan sebuah karakteristik, kita bisa melihatnya sebagai pembeda antara yang satu dengan yang lainnya. Ternyata, sifat dapat memengaruhi cara
berpikir kita, juga bagaimana kita merasakan dan bertingkah laku secara konsisten terhadap suatu situasi. Maka dari tu, sifat
tersebut sering kali digunakan untuk memprediksi prilaku sehingga mudah
dipahami. Para psikolog mengatakan bahwa perilaku ditentukan oleh gabungan dari faktor situasi dan sifat. Ketika kita berkomunikasi dalam
situasi tertentu, komunikasi tersebut bergantung pada sifat yang kita perlihatkan dan itu
dapat menunjukkan bagaimana identitas kita yang sebenarnya.
Kognisi dan pengolahan informasi
Teori
pengolahan informasi lebih berfokus dan menjelaskan kepada kita, bagaimana sebenarnya kita berfikir, bagaimana kita menyimpan informasi, serta bagaimana
kognisi membantu membentuk prilaku kita. Adapun beberapa teori kesadaran dalam
literatur komunikasi yang dapat kita pelajari, yaitu ; teori atribusi, teori penilaian sosial, dan teori
penguraian kemungkinan. Sedangkan teori dasar untuk tradisi sosiopsikologis adalah agar kita memahami dan dapat mengetahui bagaimana interpretasi dan persuasi terjadi diantara manusia.
Sumber
:
Komentar
Posting Komentar