Langsung ke konten utama

Teori Komunikasi : Teori Sibernetika

Saya memahami sibernetika sebagai tradisi yang membahas mengenai suatu sistem yang kompleks, di mana dalam sistem tersebut, terdapat banyak elemen yang di dalamnya saling berinteraksi dan saling memengaruhi. antara satu dengan yang lainnya. Dalam teori sibenertika, kita dapat dibawa untuk berpikir secara luas bahwa teori ini  tidak terlepas dari proses fisik, biologis, sosial, dan perilaku bekerja.

Kita dapat memahamai komunikasi sebagai sebuah sistem yang di dalamnya terdapat begitu banyak bagian. Tidak usai sampai disitu, bagian-bagian tersebut saling memengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Akhirnya, keseluruhan sistem juga dibentuk dari sistem itu sendiri.

Kata Talcott Parson, ada 4 subsistem yang menjalankan fungsi utama dalam kehidupan masyarakat :

  1. Fungsi adaptasi, biasanya dilaksanakan oleh subsistem ekonomi, contohnya: dilaksanakannya proses produksi dan distribusi  barang dan jasa
  2. Fungsi pencapaian tujuan, fungsi ini biasanya dilaksanakan oleh subsistem politik, contohnya: melaksanakan pemerintahan
  3. Fungsi integrasi, biasanya dilaksanakan oleh subsistem hukum, caranya dengan tetap mempertahankan solidaritas sosial masyarakat
  4.  Fungsi mempertahankan pola & struktur masyarakat, funsi ini biasanya dilaksanakan oleh subsistem budaya yang menangani urusan pemeliharaan nilai - nilai & norma-norma budaya yang berlaku di masyarakat. Tujuannya adalah agar kelestarian struktur masyarakat bisa rapih dan dapat  dibagi menjadi subsistem keluarga, agama,pendidikan.

Dalam teori-teori tradisi sibernetika, kita dapat mengetahui dan memehami bagaimana proses fisik, biologis, sosial, dan perilaku bekerja. Dalam sibernetika, kita dapat memahami bahwa sebenarnya, komunikasi merupakan sebuah sistem bagian-bagian atau variable-variabel yang saling memengaruhi satu sama lainnya. Dari saling memangaruhi, akhirnya mulailah terbentuk suatu kontrol karakter keseluruhan sistem hingga akhirnya dapat menerima keseimbangan dan perubahan. Contohnya seperti ketika pendapatan keluarga meningkat, maka kebutuhan akan kesehatan juga meningkat. Dengan peningkatan kebutuhan akan kesehatan, menurunlah tingkat penyakit dalam keluarga, sehingga dapat meningkatkan kehadiran di tempat kerja dan sekolah. Teori yang terkandung dalam tradisi ini adalah :

  1. Teori Penggabungan Informasi, yaitu teori yang menjelaskan tentang pembentukan informasi dan perubahan sikap.
  2. Teori Konsistensi, yaitu teori yang berhubungan dengan sikap, perubahan sikap, dan juga kepercayaan.
  3. Teori Co-Orientasi yang dikemukakan oleh Taylor tentang Organisasi, teori ini memberikan gambaran tentang bagaimana organisasi dapat terususn ketika kita sedang melakukan percakapan atau obrolan. Sibernetika memandang komunikasi sebagai suatu sistem dimana berbagai elemen yang terdapat didalamnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Seringya, sibernetika digunakan ketika sedang membahas tentang diri individu, percakapan, hubungan interpersonal, kelompok, organisasi, media, budaya, dan juga masyarakat.
Pada aplikasinya, teori sibernetika lebih menekankan pada hubungan timbal balik diantara semua bagian dari sebuah sistem. Teori sibernetika juga biasa dikenal dengan sebutan Teori Penggabungan Informasi (information-integration). Dapat kita ketahui, dalam teori ini kita dapat memahami bahwa komunikasi berpusat pada cara bagaimana kita memanejemen informasi yang kita dapatkan, baik itu tentang semua orang, objek, situasi, dan gagasan yang akhirnya  membentuk sikap atau kecenderungan kita untuk melakukan suatu respon yang positif atau negatif terhadap beberapa objek. Dalam pendekatan ini, kita dapat melihat penggabungan informasi adalah salah satu cara yang kekinian untuk menjelaskan pembentukan informasi dan perubahan sikap dari setiap individu. Informasi merupakan salah satu dari kekuatan tersebut dan bisa memengaruhi sikap individu. 

Ada dua variabel yang memiliki peranan penting dalam memengaruhi perubahan sikap. Pertama adalah valance atau arahan. Valance mengacu pada apakah informasi mendukung keyakinan kita atau menyangkal mereka. Ketika kita mendapatakn informasi dan memercayainya, maka informasi tersebut mempunyai valance yang “positif”. Sebaliknya, ketika kita mendapatkan informasi namun kita tidak memercayainya, maka valance tersebut “negatif”.

Variabel kedua yang memengaruhi dampak dari informasi adalah bobot yang dapat kita berikan terhadap informasi yang kita dapatkan. Bobot merupakan sebuah kegunaan dari kredibilitas. Perubahan sikap terjadi karena informasi baru yang muncul dan berdampak pada perubahan dalam sikap atau karena informasi yang baru mengubah bobot atau valance pada sebentuk informasi yang kita dapatkan sebelumnya. Jadi, valance memengaruhi bagaimana informasi memengaruhi sistem keyakinan kita dan bobot memengaruhi seberapa banyak pengaruh itu bekerja.


Jika merujuk pada teori nilai ekpektasi, teori ini mempunyai hubungan dengan tradisi sibenertika. Salah satu dari ahli teori penggabungan informasi yang sangat terkenal dan dihormati adalah Martin Foshbein. Karya Fishbein menyoroti sifat kompleks dari perilaku yang diketahui sebagai teori nilai ekspektasi (expectancy-value theory). Menurut fishbein, ada dua macam keyakinan. Pertama yakin pada suatu hal. Ketika kita meyakini sesuatu, kita cenderung akan mengatakan bahwa hal tersebut benar adanya. Kedua, yakin dengan perasaan kita.

Teori penggabungan informasi berhubungan dengan sistem faktor. Ketika kita mendapatkan informasi menegnai suatu isu, dan bagaimana kita menanggapi isu tersebut, dihasilkan dari sebuah interaksi kompleks diantara variabel serta karya dari fishbein dan Ajzen yang membantu kita melihat apa sebenarnya hubungan mereka. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Komunikasi : Tradisi Kritis

Apa sebenarnya tradisi kritis dalam teori komunikasi? Tradisi kritis merupakan asumsi dari sekian banyak teori kritis yang menyebutkan bahwa di dalam masyarakat, banyak terjadi kesenjangan sosial. Dengan hadirnya tradisi kritis sebagai bagian dari teori komunikasi, para teoritis mengarapkan tradisi ini dapat berguna untuk pemecahan masalah dalam bentuk komunikasi untuk kesenjangan yang terjadi, atau setidaknya, kita dapat mengetahui mengapa kesenjangan itu bisa terjadi. Berangkatnya tradisi kritis, bisa kita lihat dari mana tradisi ini mulai berkembang. Tradisi kritis muncul dalam kelompok ilmuwan Jerman yang biasa dikenal dengan sebutan “Frankfurt School”. Para teoritisinya ternyata mengadopsi pemikiran Marxis. Tidak mengherankan jika para teoritis menjadikan tradisi ini sebagai tradisi yang banyak perbandingannya. Perkembangan tentang suatu kritik sosial umum juga diprakarsai oleh kelompok ini. Dalam kritik sosial tersebut, mereka sepakat bahwa komunikasi menjadi titik utama dal...

Teori Komunikasi : Perspektif Pragmatis

Ketika kita sudah mengenal tradisi dalam komunikasi, dan juga beberapa perspektif komunikasi, nyatanya kita juga harus berkenalan dengan salah satu perspektif yang terbilang baru dalam komunikasi. Yaitu perspektif pragmatis. Dilihat dari asal katanya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pragmatis mempunyai arti bersifat praktis dan berguna bagi umum ; bersifat mengutamakan segi kepraktisan dan kegunaan (kemanfaatan) ; mengenai atau bersangkutan dengan nilai-nilai praktis. Lalu, apa itu perspektif pragmatis dalam teori komunikasi? Berdasarkan pengertian kata pragmatis diatas, kita dapat mengetahui bahwa perspektif ini tidak bersifat subjektif. Dari arti katanya saja, kita dapat melihat bahwa berfikir secara pragmatis berarti berfikir secara umum. Adapun dalam komunikasi, berarti perspektif pragmatis akan membawa kita melihat komunikasi tidak hanya dengan satu sudut pandang saja. Melainkan dari berbagai sudut pandang. Melalui perspektif pragmatis, kita jga dapat mengetahui b...

Teori Komunikasi : Perspektif Mekanistik

Kita mengetahui bahwa dalam komunikasi setidaknya terdapat lima unsur penting yang harus ada ketika kita sedang berkomunikasi, antara lain ; komunikator, atau orang yang menyampaikan pesan, lalu ada pesan atau sesuatu yang hendak disampaikan oleh komunikator, kemudian ada media, yaitu tempat berjalannya pesan dari komunikator kepada komunikan, lalu ada komunikan, yaitu orang yang menerima pesan dari komunikator, kemudian ada feedback atau umpan balik yang dilakukan oleh komunikan setelah mendapatkan pesan dari komunikator. Setidaknya, itulah lima unsur penting yang harus kita ketahui agar dapat terjadi komunikasi. Jika kita berbicara perspektif komunikasi, maka hal yang paling dominan untuk dibahas adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesannya kepada komunikan. Dalam perspektif mekanistik, kita dapat melihat cara mentransfer pesan melalui alat indera yang dilakukan oleh komunikator hingga akhirnya pesan itu bisa sampai dan diterima dengan baik oleh komunikan. Perspektif me...